6
Hak seorang muslim dari muslim lainnya :
- Apabila engkau menjumpainya engkau berikan salam kepadanya.
- Apabila iamengundangmu engkau memperkenankan undangannya.
- Apabila ia meminta nasehat, engkau menasehatinya.
- Apabila ia bersin dan memuji Allah, hendaklah engkau mentasymitkannya (berdoa untuknya).
- Apabila ia sakit hendaklah engkau menjenguknya.
- Apabila ia mati hendaklah engkau antarkan jenazahnya. (HR.Muslim dan Tirmizi).
1. Mengucapkan Salam
Islam
datang untuk mempersatukan hati dengan hati, menyusun barisan dengan tujuan
menegakkan bangunan yang tunggal dan menghindari factor-faktor yang dapat
menimbulkan perpecahan, kelemahan, sebab-sebab kegagalan dan kekalahan.
Sehingga mereka yang bersatu itu memiliki kemampuan untuk merealisasi tujuan
luhur dan niat sucinya . Oleh karena itu
awal pertemuan dengan sesama muslim agar hati mereka terikat satu dengan yang
lainnya hingga timbulnya rasa saling menyinta
dimulai dengan mengucapkan dan menyebarkan salam : Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuhu.
Sabda
Rasulullah SAW:
"Demi
Dzat yang diriku dalam genggamanNya, mereka tidak masuk
surga sehingga mereka beriman, dan mereka tidak ber iman
sehingga mereka saling menyinta. Maukah
kamu aku tunjukkan
sesuatu yang jika kamu mengerjakannya kamu saling
menyinta? Sebarkan salam di kalangan
kamu."
Salam
yang merupakan alat penghormatan kaum muslimin lebih menegaskan bahwa agama
mereka adalah agama damai dan aman, serta mereka adalah penganut salam
(perdamaian) dan pencinta damai. Dalam hadis Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya
Allah menjadikan salam sebagai penghormatan bagi umat kami dan jaminan keamanan
untuk kaum zimmah kami.”
Dan
seseorang tidak layak memulai pembicaraan kepada sesamanya sebelum ia memulainya
dengan ucapan salam, karena salam adalah ungkapan rasa aman dan tidak ada
pembicaraan sebelum adanya rasa aman.
Rasulullah saw bersabda :
“Ucapkan
salam sebelum memulai berbicara.”
2. Memenuhi Undangan
Seorang
muslim yang mengundang saudaranya, maka ia berhak didatangi, oleh karena itu
kewajiban yang diundang adalah mendatangi undangan tersebut sebagai mana sabda
Rasulullah saw :
"Penuhilah
undangan ini jika kamu diundang."
Undangan
yang diberikan dari sesama muslim menunjukkan penghormatan dan perhatian yang
besar kepada saudaranya yang diundang
tersebut sehingga bagi yang tidak memenuhi undangan tentu saja menyebabkan
kekecewaan. Mengabaikan undangan disamakan dengan pembangkangan kepada Allah
dan Rasul, begitu juga sebaliknya saat seseorang yang datang tanpa diundang
diumpamakan seperti pencuri, karena kedatangannya tidak diinginkan oleh yang
mengundang seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud
"Barangsiapa
diundang kemudian dia tidak memenuhi undangan tersebut, maka ia telah
membangkang pada Allah dan RasulNya. Dan
barangsiapa masuk tanpa diundang, maka ia masuk sebagai pencuri."
3. Memberi Nasehat
Memberi
nasehat kepada sudara muslim yang memintanya hendaklah dipenuhi. Karena nasehat
ini dapat mendorong saudaranya kearah kebaikan. Nasehat yang tulus akan
berbekas dan berpengaruh sehingga dapat masuk kedalam relung hati yang terbuka
untuk menerimanya. Bagi yang menasehati saudaranya, hendaknya ia mengerjakan
apa yang diucapkan, mengamalkan apa yang dinasehatkan, sebab nasehat yang tidak
diamalkan dan tidak dijiwai tidak akan berbekas pada jiwa yang dinasehati. Dan
sesungguhnya agama ini adalah nasehat sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Agama
itu nasehat” Kami bertanya kepada beliau, “Nasehat kepada siapa ?” Beliau
menjawab : “Terhadap Allah, Quran, RasulNya, pemimpin-pemimpin dan seluruh kaum
Muslimin”.
4. Mendoakannya ketika bersin
Mendoakan
saudara yang bersin merupakan wujud perhatian dan kasih sayang terhadap
saudaranya, sebab tatkala saudaranya itu bersin dan mengucapkan pujian kepada
penciptanya : “Alhamdulillah”, serta merta ia yang mendengarkannya menanggapi
dengan mengucapkan “Yarhamukallah” (Semoga Allah memberimu Rahmat), ia
merupakan ucapan simpati dan doa atas kondisi saudaranya yang senantiasa memuji
Allah dalam setiap keadaan khususnya saat ia bersin. Maka mendoakan dengan
Rahmat layak diberikan pada saudaranya yang telah memuji Allah tersebut. Saat
mendapatkan doa Rahmat, maka saudaranya
itu hendaknya juga membalas doa bagi yang telah mendoakannya dengan
mengucapkan : Yahdini wayahdikumullah wa yuslih balakum” (Semoga Allah
memberiku dan engkau petunjuk dan semoga Allah memperbaiki keadaanmu).
Doa
tersebut cerminan telah terjalinnya ikatan hati antara sesama muslim yang
senantiasa menghendaki kebaikan bagi saudaranya.
5. Menjenguknya ketika sakit
Merupakan
kewajiban umat Islam untuk mengunjungi saudaranya yang sakit. Hal ini dapat
meringankan beban derita sisakit yang merana sendirian dan merasa terasing.
Kedatangannya hendaknya dapat meringankan beban sisakit dan dapat menghiburnya.
Abu
Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya
Allah berfirman pada hari kiamat : “Wahai bani Adam, Aku sakit dan kamu tidak
menjengukKu. “Ia berkata : “Wahai Rabbku, bagaimana bisa aku menjengukMu sedang
Engkau adalah Tuhan sekalian Alam ?”
Allah menjawab “Tidakkah kamu mengetahui bahwa seorang hambaKu fulan
sakit dan kamu tidak menjenguknya ? Tidakkah kamu mengetahui bahwa andaikata
kamu menjenguknya, kamu mendapatiKu di sisinya ? (HR.Muslim).
Rasulullah
saw memberikan motivasi kepada umatnya agar menjenguk orang sakit dengan
menempatkannya di antara buah-buahan surga, sabda Rasulullah saw :
Sesungguhnya
seorang muslim apabila menjenguk saudaranya sesama muslim, maka ia tetap berada
di antara buah-buahan surga yang siap dipetik, sampai akhirnya ia kembali
(HR.Muslim).
Sangat
indah sekali ajaran Islam, setiap kebaikan yang dilakukan untuk orang lain
tidak luput balasannya di sisi Allah swt.
6. Mengiringi jenazahnya
Persaudaraan
sejati tidak sebatas pada alam dunia saja, saat ajal menjemput, saudaranya ikut
berta’ziyah dan mengiringi jenazahnya dan menyaksikan jasad saudaranya
dimasukkan kedalam liang lahat, iringan terakhir di dunia dan kelak akan
berjumpa di surganya Insya Allah.
Allah
swt bahkan akan memberikan pakaian kehormatan bagi mu’min yang berta’ziyah
kepada saudaranya sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Majah dari Amr bin Haram :
Tiadalah di antara mu’min berta’ziyah kepada saudaranya yang mendapat musibah,
kecuali Allah mengenakan pakaian kehormatan pada hari kamat.