Kumpulan Dalil Kewajiban Sholat Bagi Umat Islam

A. DALIL YANG MEWAJIBKAN SHOLAT
Ø Q.S AN-NISAA : 77

.......وَأَقِيْمُواْ الصَّلاَةَ وَأَتُوْا الزَّكَاةَ ......الأية.
ARTINYA : DAN DIRIKANLAH OLEH KALIAN SHOLAT SERTA TUNAIKANLAH OLEH KALIAN ZAKAT.

Ø HADITS ROSUL RIWAYAT IMAM BUKHORI :

عَنِ ابْنِ عُم‍َرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسلَّمَ: بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَ‍الْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ (صحيح البخارى 1 : 11). 
ARTINYA : DARI ABDULLAH BIN ‘UMAR “SEMOGA ALLAH MERIDOI KEPADA MEREKA BERDUA”, IA BERKATA : TELAH BERSABDA ROSULULLOH SAW. : DIBANGUNNYA (RUKUN) ISLAM ITU ATAS 5 PERKARA YAITU : 1. SAHADAT (BERSAKSI) BAHWASANNYA TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD ITU UTUSAN ALLAH 2. DIRIKANLAH SHALAT 3. KELUARKANLAH ZAKAT 4. TUNAIKANLAH IBADAH HAJI DAN 5. KERJAKANLAH SHAUM DI BULAN RAMADHAN (SHAHIH BUKHARI JUZ I : 11).

B. DALIL TENTANG WAKTU MENGERJAKAN SHALAT

Ø Q.S AN-NISAA : 103

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُوْا اللَّهَ قِيَامًا وَ قُعُوْدًا وَعَلَى جُنُوْبِكُمْ فَإِذَااطْمَأْنَنْتُمْ فَإَقِيْمُوْا الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوْتًا. 
ARTINYA : SELANJUTNYA APABILA KALIAN TELAH MENYELESAIKAN SHALAT (DALAM PEPERANGAN), MAKA INGATLAH ALLAH KETIKA BERDIRI, DUDUK DAN PADA WAKTU KETIKA BERBARING. KEMUDIAN APABILA KALIAN TELAH MERASA AMAN (DARI PEPERANGAN) MAKA SHALATLAH KALIAN (SEBAGAIMANA BIASA) ! SEBAB SESUNGGUHNYA SHALAT ITU ADALAH KEWAJIBAN YANG TELAH DITENTUKAN WAKTUNYA ATAS ORANG-ORANG YANG BERIMAN.

Ø HADITS ROSUL RIWAYAT IMAM MUSLIM :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍ ر‍َضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : وَقْتُ الْظُّهْرِ إِذَا زَالَتِ الْشَّمْسُ وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُوْلِهِ مَالَم يَحْضُرِ الْعَصْرُ وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَالَمْ يُصَفِّرِ الشَّمْسُ وَوَقْتُ الْمَغْرِبِ مَالَمْ يَغِبِ الشَّفَقُ وَوَقْتُ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ الّلَيْلِ الأَوْسَطِ وَوَقْتُ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوْعِ الْفَجْرِ مَالَمْ تَطْلُعِ الشَّمْسُ (سبل السلام 1 : 106).
ARTINYA : DARI ‘ABDILLAH BIN ‘AMR “SEMOGA ALLAH MERIDOI KEPADANYA” IA BERKATA : SESUNGGUHNYA NABI SAW TELAH BERSABDA : WAKTU ZUHUR ADALAH APABILA MATAHARI TERGELINCIR DAN KEADAAN BAYANG-BAYANG SESEORANG SAMA DENGAN TINGGINYA SELAMA BELUM DATANG ASHAR, WAKTU ASHAR SELAMA MATAHARI BELUM MENGUNING, WAKTU MAGRIB SELAMA SYAFAQ (SENJA) BELUM TERBENAM (SENJA MERAH), WAKTU ISYA SAMPAI TENGAH MALAM YANG PERTENGAHAN, DAN WAKTU SUBUH MULAI FAJAR MENYINGSING SELAMA BELUM TERBIT MATAHARI (SUBULU AL-SALAAM JUZ I : 106).

Ø PENDAPAT ‘ULAMA DALAM KITAB SAFINATUN NAJAA HAL : 65

أَوْقَاتُ الْصَّلاَةِ خَمْسٍ أَوَّلُ وَقْتِ الْظُّهْرِ زَوَالُ الْشَّمْسِ (اى عَقْبُ وَقْتِ زَوَالِهَا فِيْنَا يَظْهَرُ لَنَا لاَ فِى الْوَاقِعِ فَوَقْتُ الزَّوَالِ خَارِجٌ عَنْ وَقْتِ الْظُّهْرِ) وَأَخِرُهُ مَصِيْرُ ظِلَّ الْشَّيْئِ مِثْلَهُ غَيْرَ ظِلِّ الإِسْتِوَاءِ (أى غَيْرَ ظِلِّ الْمَوْجُوْدِ عِنْدَهُ). 
ARTINYA : WAKTU-WAKTU SHALAT ITU ADA 5; MULAINYA WAKTU ZUHUR ADALAH KETIKA TERGELINCIR MATAHARI (MAKSUDNYA; SETELAH WAKTU TERGELINCIRNYA MATAHARI BUKAN PADA SAAT TERGELINCIRNYA, MAKA PADA SAAT WAKTU TERGELINCIRNYA MATAHARI DILUAR DARI WAKTU ZUHUR). SEDANGKAN AKHIR WAKTU ZUHUR ADALAH PADA SAAT TERJADINYA BAYANGAN SESUATU SAMA SEPERTI ASALNYA SESUATU ITU BUKAN SAMANYA BAYANGAN (MAKSUDNYA; TIDAK ADA BAYANGAN YANG TAMPAK PADA SESUATU ITU).

C. DALIL TENTANG SHALAT JAMAK TAKDIM

Ø HADITS ROSUL RIWAYAT IMAM AHMAD & IMAM SYAFI’I

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنْ صَلاَةِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى السَّفَرِ؟ قُلْنَا: بَلَى. قَالَ : كَانَ إِذَا زَاغَتْ لَهُ الشَّمْسُ فِى مَنْزِلِهِ جَمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ قَبْلَ اَنْ يَرْكَبَ, وَإِذَا لَمْ تَزِغْ لَهُ فِى مَنْزِلِهِ سَارَ حَتَّى إِذَا حَانَتْ صَلاَةُ الْعَصْرِ نَزَلَ فَجَمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ, وَإِذَا حَانَتْ لَهُ الْمَغْرِبُ فِى مَنْزِلِهِ جَمَعَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْعِشَاءِ نَزَلَ فَجَمَعَ بَيْنَهُمَا (ترجمة فقه السّنّة 2 : 223-224). 
ARTINYA : TELAH BERKATA ‘ABDULLAH BIN ‘ABBAS; INGINKAH KALIAN SAYA CERITAKAN PERIHAL SHALAT ROSULULLAH SAW SEWAKTU SEDANG BEPERGIAN? “KAMI MENJAWAB : TENTU “. KATANYA; JIKA SELAGI DIA DI RUMAH, MATAHARI TELAH TERGELINCIR, BELIAU MENJAMAK SHALAT ZUHUR DENGAN ASHAR SEBELUM BERANGKAT. TETAPI JIKA MATAHARI BELUM TERGELINCIR, BELIAU BERJALAN HINGGA BILA NANTI WAKTU ASHAR MASUK, BELIAU PUN BERHENTI DAN MENJAMAK SHALAT ZUHUR DENGAN ASHAR. BEGITU JUGA JIKA SELAGI BELIAU DI RUMAH, WAKTU MAGRIB SUDAH MASUK, BELIAU MENJAMAK SHALAT MAGRIB ITU DENGAN ISYA. TETAPI KALAU WAKTU MAGRIB BELUM MASUK, BELIAU TERUS SAJA BERANGKAT DAN NANTI KALAU WAKTU ISYA ITU TIBA, BELIAU PUN BERHENTI UNTUK MENJAMAK SHALAT MAGRIB DAN ISYA ITU (TERJEMAH FIQIH SUNNAH JUZ II : 223-224).

D. DALIL HARUS MENYEGERAKAN SHALAT

Ø Q.S AL-JUMU’AH : 9-10

يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلاَةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللّهِ وَذَرُوْا الْبَيْعَ, ذَالِكُم خَيْرٌ لَّكُمْ إِنْ كُنْتُم تَعْلَمُوْنَ. فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاَةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الأَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوْا اللّهَ كَثِيْرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. 
ARTINYA : WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN ! APABILA TELAH DISERU UNTUK MELAKSANAKAN SHALAT PADA HARI JUM’AT, MAKA BERSEGERALAH KAMU UNTUK MENGINGAT ALLAH DAN MENINGGALKAN JUAL BELI. YANG DEMIKIAN ITU LEBIH BAIK BAGI KAMU JIKA MU MENGETAHUI. APABILA SHALAT TELAH DILAKSANAKAN, MAKA BERTEBARANLAH KAMU DI BUMI, CARILAH KARUNIA ALLAH DAN INGATLAH ALLAH SEBANYAK-BANYAKNYA AGAR KAMU BERUNTUNG.

Ø HADITS ROSUL RIWAYAT IMAM ATH-THOBRONI :

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعْجِيْلُ الصَّلاَةِ لأَوَّلِ وَقْتِهَا.
ARTINYA : PERBUATAN YANG PALING ALLAH CINTAI ADALAH MENYEGERAKAN SHALAT PADA AWAL WAKTUNYA.

E. DALIL HUKUMNYA ORANG YANG MENINGHALANGI SHALAT

Ø Q.S AL-BAQOROH : 268

أَلشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ......الأية. 
ARTINYA : SYAITAN ITU MENAKUT-NAKUTI KALIAN DENGAN KEFAKIRAN (KEMISKINAN) DAN MENYURUH KALIAN BERBUAT KEJAHATAN.

Ø HADITS ROSUL RIWAYAT IMAM ABU DAUD :

إِنَّ الصَّلاَةَ لاَيَقْطَعُهَا شَيْئٌ إِدْرَءُوْا مَااسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّهُ شَيْطَانٌ (ترجمة فقه السنّة 2 : 165).
ARTINYA : SHALAT ITU TIDAK DAPAT DIPUTUSKAN OLEH SUATU APAPUN, TOLAKLAH DENGAN SEKUAT TENAGAMU KARENA SEBENARNYA DIA ITU ADALAH SYAITHAN (TERJEMAH FIQIH SUNNAH JUZ II : 165).