Hari ini
kita sebagai umat muslim mulai menjalankan ibadah shaum di bulan Ramadhan. Shaum
pada bulan Ramadhan menjadi sebuah kewajiban bagi seorang muslim untuk
menjalankannya. Shaum dapat diartikan menahan dahaga dan lapar dari mulai
imsak(sebelum waktu shalat subuh) hingga sore hari saat bedug maghrib
berkumandang. Sebenarnya bukan hanya menahan asupan makanan dan minuman saja,
namun juga menahan diri dari perbuatan-perbuatan tercela, menahan emosi amarah,
dll.
Hari-hari
awal bershaum merupakan fase tersulit. Tubuh akan mengeluarkan sejumlah besar
racun melalui aliran darah, pori dan organ pembuangan lain. Ini terlihat dari
menebalnya lapisan lidah dan nafas yang biasanya lebih berbau pada hari-hari
pertama.
Setelah shaum
berlanjut pada hari-hari setelahnya, proses pembersihan tubuh disempurnakan.
Lemak tubuh yang tidak bermanfaat, racun yang terakumulasi dalam sel tubuh akan
dikeluarkan. Sel yang sakit, sel-sel mati, lapisan lendir menebal di dinding
usus, limbah aliran darah dikeluarkan lewat hati, limpa, dan ginjal.
Tubuh
akan menggunakan mineral penting dan vitamin untuk membuang racun dan jaringan
tua. Saat beban racun tubuh berkurang, efisiensi setiap sel ditingkatkan.
Sehingga mempercepat proses penyembuhan dan sekaligus menghemat energi.
Sebenarnya
secara rinci dapat diartikan oleh kita selama menjalankan ibadah shaum,
tubuh mengalami proses metabolisme atau makanan didaur ulang dalam sistem
pencernaan sekitar 8 jam, dengan perincian 4 jam makanan disiapkan dengan
keasaman tertentu dengan bantuan asam lambung, untuk selanjutnya dikirim ke
usus, 4 jam kemudian makanan diubah wujudnya menjadi sari-sari makanan di usus
kecil kemudian diabsorobsi oleh pembuluh darah dan dikirim keseluruh tubuh.
Waktu sisa 6 jam merupakan waktu yang ideal bagi sistem percernaan untuk
istirahat. Nah oleh karena itu, Selama melaksanakan shaum Ramadan tersebut,
menjadi hal yang penting memahami manfaatnya. Apalagi jika dilakukan secara
ikhlas dan disertai kepercayaan dan pengetahuan yang memadai tentang manfaat pelaksanaan shaum bagi kesehatan tubuh, khususnya ada salah satu manfaat
kesehatannya yaitu kesehatan jantung dan pembuluh darah. Bagi penyakit
kardivaskuler, tidak ada penanggulangan yang lebih baik selain mencegahnya. Hal
ini dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup sehat, melaksanakan pola
makanan yang sehat (memperbanyak makan makanan berserat dan bersayur, serta
tidak makan berlebihan makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi),
serta dilanjutkan dengan olah raga atau aktivitas yang teratur.
Bershaum
akan melatih seseorang, untuk hidup teratur, serta mencegah kelebihan makan.
Menurut penelitian, shaum dapat menyehatkan tubuh, sebab makanan berkaitan erat
dengan proses metabolisme tubuh. Saat bershaum ternyata terjadi peningkatan HDL
and apoprotein alfa1, dan penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat bagi
kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian menunjukkan saat shaum
ramadan berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh,
hormon kortisol, melatonin dan glisemia. Berbagai perubahan yang meskipun
ringan tersebut tampaknya juga berperanan bagi peningkatan kesehatan manusia.
Subhanallah bukan,,
Keadaan
psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat shaum ternyata
dapat menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin
sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu,
menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pebuluh darah koroner,
meningkatkan tekanan darah rterial dan menambah volume darah ke jantung dan
jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak
protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan
resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner,
stroke dan lainnya.
Oh iya, Shaum
juga bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan
darah. Itulah sebabnya, shaum sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang
menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi.
Dalam kondisi tertentu, seorang pasien bahkan dibolehkan bershaum, kecuali
mereka yang menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung koroner dan batu
ginjal. Shaum dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah
penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit khususnya obesitas,
hiperkolesterol, diabetes dan penyakit yang diakibatkan kelebihan nutrisi
lainnya.
Penghentian
konsumsi air selama shaum sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam
ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai
12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan member
perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam shaum ternyata dapat
meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja
mekanisme local pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada
akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.
Dalam
keadaan shaum ternyata dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian
menunjukkan saat shaum terjadi pengkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat.
Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalani
kenaikkan pesat. Perubahan aksidental lipoprotein yang berkepadatan rendah
(LDL), tanpa diikuti penambahan HDL. LDL merupakan model lipoprotein yang
meberikan pengaruh stumulatif bagi respon imunitas tubuh.
Pada
penelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar apobetta,
menaikkan kadar apoalfa1 dibandingkan sebelum shaum. Kondisi tersebut dapat
menjauhkan seragan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Dalam
sebuah penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat shaum yang
bersifat rotatif menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam tubuh. Keadaan
ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah
besar. Penurunan berbagai hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup
jangka panjang.
Sebuah
tulisan penelitian yang dilakukan Dr. Ratey, seorang psikiaters dari Harvard,
mengungkapkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori akan meningkatkan
kinerja otak. Dr. Ratey melakukan penelitian terhadap mereka yang bershaum dan
memantau otak mereka dengan alat yang disebut “functional Magnetic Resonance
Imaging” (fMRI). Hasil pemantauan itu menyimpulkan bahwa setiap individu obyek
menunjukkan aktivitas “motor cortex” yang meningkat secara konsisten dan
signifikan.
Ilmuwan
di bidang neurologi yang bernama Mark Mattson, Ph.D., seorang kepala
laboratorium neuroscience di NIH’s National Institute on Aging. Dalam hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa diet yang tepat seperti bershaum, secara
signifikan bisa melindungi otak dari penyakit de-generatif seperti Alzheimer
atau Parkinson. Hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa diet dengan membatasi
masukan kalori 30% sampai 50% dari tingkat normal, berdampak pada menurunnya
denyut jantung dan tekanan darah, dan sekaligus peremajaan sel-sel otak.
Sebenarnya
masih banyak manfaat shaum lainnya. Tapi yang pasti Allah lebih mengetahui apa
yang terbaik untuk hambanya. So, marilah kita jalankan ibadah shaum denga
sebaik mungkin. Ok,,,,